Minggu, 02 Oktober 2016

SISTEM KOLOID

SISTEM KOLOID
A.     Koloid
Koloid adalah sistem dispersi yang memiliki ukuran partikel antara 1nm – 100nm. Fase terdispersi dan fase pendispersinya tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dengan menggunakan mikroskop ultra, Adapun sistem koloid dikelompokkan menjadi 8 kelompok, yaitu :

Fase Terdispersi
Medium Pendispersi
Jenis Koloid
Contoh
Padat
Padat
Sol Padat
Mutiara
Cair
Emulsi Padat
Mentega
Gas
Busa Padat
Batu Apung
Padat
Cair
Sol
Cat, Tinta
Cair
Emulsi
Susu, Santan
Gas
Busa
Buih Kocok
Padat
Gas
Aerosol Padat
Asap
Cair

Aerosol Cair
Awan, Kabut


B.      Sifat-sifat Koloid
Koloid memiliki 6 sifat koloid, yaitu :
1.         Efek Tyndall
Efek tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Partikel yang dapat menghamburkan sinar hanya partikel koloid dan suspensi saja.
Contoh : sorot lampu di malam yang berkabut, sorot lampu proyektor di bioskop.
2.         Gerak Brown
Gerak brown adalah gerak zig-zag partikel koloid akibat dari tumbukan antar partikel koloid.
3.         Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang diakibatkan oleh proses pemanasan, pendinginan atau penambahan zat kimia.
Contoh : Pembentukan delta dimuara sungai, penggumpalan lateks.
4.         Adsorpsi
Adsorpsi adalah penyerapan ion pada permukaan koloid sehingga koloid menjadi bermuatan. Contoh : pemutihan gula tebu, pembuatan obat norit, dan penjernihan air.
5.         Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid yang diakibatkan adanya medan listrik.
Contoh : proses penyaringan debu pada pesawat Cottrell.
6.         Dialisis
Dialisis adalah proses penghilangan muatan yang dapat mengganggu kestabilan koloid.
Contoh : proses pencucian darah.


C.      Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan fase pendispersinya cair, yaitu koloid liofil dan koloid liofob.
1.       Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya. Contoh : agar-agar, gelatin.
2.       Koloid liofob adalah koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya. Contoh : sol belerang, sol logam.

D.     Pembuatan Koloid
Direksi dibedakan berdasarkan ukuran koloid, pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1.      Dispersi
Dispersi dilakukan dengan cara memperkecil ukuran partikel.
a)        Cara Mekanik
Memperkecil butiran kasar menjadi butiran halus.
Contoh : sol belerang dapat dibuat dengan cara menggerus serbuk belerang beserta gula pasir hingga halus lalu dicampurkan dengan air.
b)        Peptitasi
Menambahkan zat kimia untuk memecah partikel kasar menjadi partikel koloid.
Contoh : agar-agar dipeptasi oleh air.
c)         Busur Bredig
Pembuatan koloid dengan menggunakan arus listrik bertegangan tinggi sehingga terjadi loncatan bunga api pada kedua ujungnya.
Contoh : pembuatan sol logam.

2.      Kondensasi
Pembuatan koloid dengan cara mengubah partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid.
a)        Reaksi Hidrolisis
Contoh :
Pembuatan sol Fe(OH)₃ dengan cara memanaskan larutan FeCl₃.
b)          Reaksi Redoks
Pembuatan sol belerang dengan cara mengalirkan gas H₂S ke dalam larutan SO₂.
c)           Reaksi Dekomposisi Rangkap
Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO₃ dengan larutan NaCl encer.
d)          Reaksi Pergantian Pelarut

Pembuatan gel dari campuran larutan jenuh kalsium asetat dengan alkohol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar