Selasa, 22 Januari 2019

Jumat, 13 April 2018

TEORI ANTRIAN

Antrian adalah individu-individu yang menunggu untuk mendapat layanan, baik dalam bentuk barang atau jasa. Menurut Sinalungga (2008:238), teori antrian merupakan studi probabilistik kejadian garis tunggu (waiting lines), yaitu suatu garis tunggu dari customer yang memerlukan layanan dari sitem yang ada.
Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan individu pada suatu layanan melebihi kemampuan atau kapasitas pelayanan. Dalam antrian terdapat tiga komponen antara lain populasi dan cara kedatangan pelanggan ke dalam sistem, sistem pelayanan, dan kondisi pelanggan saat keluar sistem.
Pada sistem pelayanan terdapat struktur antrian, dimana dalam mengelompokkan model-model antrian yang berbeda-beda akan digunakan suatu notasi yang disebut Kendall’s Notation. Notasi tersebut sering digunakan karena alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi.
Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian adalah sebagai berikut:
1.        Single Channel – Single Phase
Sistem ini merupakan yang paling sederhana. Single channel berarti hanya ada satu jalur atau antrian untuk memasuki sistem pelayanan yang ada. Single phase menunjukkan hanya ada satu pelayanan, dimana setelah mendapakan pelayanan individu-individu akan keluar dari sistem. Contoh dari sistem ini yaitu, antrian pada layanan pemesan makanan yang memiliki satu kasir. 
Antrian di Steak Moen-Moen, Depok Town Square, Depok, Jawa Barat
Sumber: Dokumen Pribadi

2.       Multi Channel – Single Phase
Pada sistem ini terdapat dua atau lebih jalur antrian tunggal untuk memasuki sistem pelayanan dan hanya terdapat satu pelayanan. Contoh dari sistem multi channelsingle phase yaitu antrian pembayaran di supermarket dan antrian pelayanan ice cream dengan dua kasir. 
Naga Swalayan, Ciracas, Jakarta Timur
Sumber: Dokumen Pribadi
McDonald's Mall Graha Cijantung, Jakarta Timur
Sumber: Dokumen Pribadi
Pada antrian pembayaran di supermarket, terdapat lebih dari satu jalur antrian untuk melakukan pembayaran. Selain itu, pada antrian pemesanan ice cream ada dua jalur untuk melakukan pembelian. Jalur yang ada pada contoh diatas merupakan multi phase dan kegiatan yang dilakukan termasuk dalam single phase.

3.       Single Channel – Multi Phase
Multi phase menunjukkan terdapat dua atau lebih pelayanan yang desediakan, dimana dilakukan secara berurutan. Single channel menunjukan setiap dua atau lebih phase yang dilakukan terdapat satu jalur antrian untuk mendapatkan pelayanan. Contoh dari sistem ini yaitu pada salon.
Johnny Andrean, Margo City, Depok, Jawa Barat
Sumber: Dokumen Pribadi

Johnny Andrean, Margo City, Depok, Jawa Barat
Sumber: Dokumen Pribadi
Alasan salon merupakan single channel – multi phase yaitu, salon menyediakan pelayanan yang dilakukan secara berurutan (phase) dapat berupa pemotongan rambut, creambath, pewarnaan rambut, dan sebagainya. Pada salon terdapat satu jalur antrian untuk mendapatkan pelayanan.

4.       Multi Channel – Multi Phase
Pada sistem ini mempunyai fasilitas pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Contoh dari sistem ini adalah antrian pada pembuatan sim.
Ilustrasi wilayah Satpas SIM Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat
Sumber: Dokumen Pribadi
Pembuatan sim termasuk dalam sistem ini karena untuk mendapatkan sim dilakukan beberapa tahap (multi phase) yaitu, mulai dari pengecekan kesehatan(1), asuransi(2), pembayaran(3), pendaftaran(5), tes tertulis(6), pengambilan hasil tes tertulis(7), tes mengemudi(8), pengambilan foto(9), dan pengambilan sim(10). Selain itu, disebut multi channel karena pada setiap tahapan terdapat jalur antrian.

Referensi :
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/teori-antrian

Jumat, 23 Maret 2018

REKAYASA LALU LINTAS

SOLUSI KEMACETAN DI JALAN T.B. SIMATUPANG
(ARAH CIJANTUNG, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR)
Denah Perempatan Jl. T.B. Simatupang
(Sumber: Google Maps)
Jalan T.B. Simatupang merupakan jalan besar yang terletak di Cilandak, Jakarta Selatan. Jalan tersebut diambil dari nama Letnan Jenderal TNI Tahi Bonar Simatupang atau yang lebih dikenal dengan nama T.B. Simatupang, seorang tokoh militer di Indonesia. Jalan T.B. Simatupang terdiri dari 2 jalur, 4 lajur, 2 arah terbagi (4/2 B). Jalan T.B. Simatupang salah satunya menghubungkan Jakarta Selatan dengan Jakarta Timur (Cijantung, Pasar Rebo).

Seperti permasalahan lalu lintas pada umumnya, di Jalan T.B. Simatupang juga selalu terjadi kemacetan. Alasan kemacetan terjadi dikarenakan daerah tersebut merupakan kawasan perkantoran dan sebagai jalan penghubung ke beberapa daerah yang berbeda provinsi, sehingga banyak kendaraan umum dan kendaraan pribadi yang memadati jalan tersebut khususnya pada jam masuk dan pulang kerja. Selain itu, kurangnya lebar jalan dan meningkatnya volume kendaraan di jam-jam tertentu menjadi salah satu faktor kemacetan terjadi. 

Jl. T.B. Simatupang (Arah Cijantung, Pasar Rebo)
Sumber: Dokumen Pribadi
Kemacetan Sebelum Perempatan Jl. T.B. Simatupang
Sumber: Dokumen Pribadi


         Jalan T.B. Simatupang, Jalan Kesehatan, dan Jalan Masjid Gedong merupakan salah satu perempatan yang selalu mengalami kemacetan. Kemacetan pada perempatan tersebut biasanya terjada pada sekitar pukul 06.00 – 08.00 di jalur yang menuju Cilandak, Jakarta Selatan. Lalu sekitar pukul 19.00 – 21.00 kemacetan terjadi di jalur sebaliknya, yaitu menuju Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

          Selain volume kendaraan yang tinggi dan lebar jalan yang kurang, ada juga alasan yang menyebabkan kemacetan di perempatan tersebut, misalnya tidak berfungsinya lampu lalu lintas di perempatan tersebut padahal lampu lalu lintas dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak mengalami penumpukan kendaraan di perempatan tersebut. Lampu lalu lintas juga memiliki fungsi untuk mengurangi kecelakan lalu lintas karena kendaraan akan bergerak secara bergantian, sehingga tidak ada kendaraan yang saling mendahului saat melintas di perempatan.

            Rekayasa lalu lintas merupakan solusi yang sudah digunakan di Indonesia untuk mengurangi kemacetan. Dilihat dari permasalahan diatas, penggunaan lampu lalu lintas bisa menjadi solusi untuk kemacetan di perempatan antara Jalan T.B. Simatupang, Jalan Kesehatan, dan Jalan Masjid Gedong. Berikut merupakan gambar denah di sekitar perempatan dan denah perempatan setelah dipasang lampu lalu lintas (bentuk lingkaran dan segi empat merah).

Sebelum di Pasang Lampu Lalu Lintas
Sumber: Dokumen Pribadi
Setelah di Pasang Lampu Lalu Lintas
Sumber: Dokumen Pribadi

Selain penggunaan lampu lalu lintas, rekayasa lalu lintas yang dapat dilakukan yaitu dengan rekayasa jalur. Rekayasa tersebut dilakukan dengan bersifat sementara atau di jam-jam tertentu, dimana pada saat kenaikan volume kendaraan terjadi. Lalu, jalur yang tidak mengalami kemacetan dipakai salah satu lajurnya untuk jalur yang mengalami kemacetan. Misal pada perempatan  antara Jalan T.B. Simatupang, Jalan Kesehatan, dan Jalan Masjid Gedong, kemacetan terjadi antara pukul 19.00 – 21.00 di jalur menuju Cijantung, Pasar Rebo dan pada jalur sebaliknya lenggang pada jam tersebut sehingga salah satu lajur di arah sebaliknya (arah Cilandak, Jakarta Selatan) dapat digunakan pengguna jalan untuk menuju Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Pengunaan salah satu lajur di jalur yang lenggang di daerah perempatan tersebut dapat digunakan sepanjang sekitar 900 meter, yaitu dimulai dari pertigaan antara Jalan T.B. Simatupang dan Jalan Raya Condet. Berikut gambar denah rekayasa jalur:

Sebelum Rekayasa Jalur
Sumber: Dokumen Pribadi
Sesudah Rekayasa Jalur
Sumber: Dokumen Pribadi

Dari denah di atas dapat diketahui :
1.        Untuk ke arah Pasar Rebo dan Jalan Masjid Gedong mengambil 2 lajur di sebelah kiri (tanda panah orange)
2.       Untuk ke arah Cijantung, Kelapa Dua mengambil 1 lajur di kanan dan belok di Jalan Kesehatan (tanda panah orange)
3.      Untuk ke arah Cilandak, Jakarta Selatan mengambil 1 lajur di kanan (tanda panah pink)

            Apabila solusi diatas dapat diterapkan secara nyata, diharapkan bisa mengurangi masalah kemacetan yang terjadi di perempatan antara Jalan T.B. Simatupang, Jalan Kesehatan, dan Jalan Masjid Gedong. Kecelakaan lalu lintas akibat pelanggaran juga diharapkan dapat berkurang bahkan tidak terjadi.

Jumat, 27 Oktober 2017

TUGAS 2 PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

TUGAS DUA
MATA KULIAH PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
Nama kelompok :
1. Husein Rifai            (13316326)
2. Jansen Evans A.      (13316674)
3. Nurmuzakki            (15316596)
4. Restianti Anwar      (16316216)
5. Rizky Amalia          (16316594)
6. Syilfi Sukma R.       (17316276)


  1. Sebutkan alat-alat berat yang sering digunakan pada pekerjaan kosntruksi !
DOZER
Dozer merupakan traktor yang dipasangkan blade dibagian depannya. Blade berfungsi untuk mendorong, atau memotong material yang ada didepannya. Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Ada beberapa macam jenis blade yang dipasangkan pada dozer. Pemilihan jenis balde tergantung pada jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Jenis blade yang umum dipakai adalah straight blade (S-balde), angle blade (A-blade), universal blade (U-blade) dan cushion blade (C-blade). 

MOTOR GRADE
Motor Grader adalah salah satu jenis traktor dengan fungsi sebagai perata bentuk permukaan tanah, biasanya digunakan dalam proyek jalan untuk membuat kemiringan tertentu suatu ruas jalan. Dengan blade yang dapat diatur tingkat kemiringannya. Disamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan. 

EXCAVATOR
Excavator, backhoe atau shovel adalah suatu alat berat yang diperuntukkan memindahkan suatu material, sehingga dapat meringankan pekerjaan yang berat apabila dilakukan dengan tenaga manusia. Dan juga untuk mempercepat waktu pengerjaan sehingga dapat menghemat waktu. Alat berat ini merupakan Alat berat yang paling dikenal oleh masyarakat, karena di setiap kegiatan pemindahan tanah mekanis selalu ada alat seperti ini.

LOADER
Adalah mesin yang digunakan untuk memindahkan tanah yang sudah dikumpulkan buldozer ke dump truck. Loader memiliki bentuk yang hampir mirip dengan bulldozer namun bucket loader dapat diangkat dengan ketinggian tertentu dan digunakan sebagai alat pemuat. Loader dapat digunakan untuk material tanah yang telah terurai atau tidak keras.

TRUK
Merupakan alat berat yang berfungsi untuk memindahkan material – material dalam jumlah yang banyak. Ada berbagai jenis truk yang ada di alam semesta ini misalnya dump truck, articulated dump truck, off highway truck

TIANG PANCANG
Proyek-proyek besar seperti gedung pencakar langit memerlukan fondasi yang kuat untuk menyangga beban yang besar di atasnya. Jika daya dukung tanah dilokasi tidak memungkinkan untuk menahan beban yang besar,, fondasi semacam ini sangat diperlukan. Bentuk dari pondasi yang umum dipakai sebagai penyangga bangunan adalah pondasi tiang.

DOUBLE DRUM ROLLER 
Double Drum Roller terdiri atas berporos 2 (two axle) dan berporos 3 (three axle tandem rollers). Penggunaan dari penggilas ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yang agak halus, misalnya pada penggilasan aspal beton dan lain-lain. Tandem roller ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8-14 ton, penambahan berat yang diakibatkan oleh pengisian zat cair (ballasting) berkisar antara 25% - 60% dari berat penggilas. Untuk mendapatkan penambahan kepadatan pada pekerjaan penggilasan biasanya digunakan three axle tandem roller. Sebaiknya tandem roller jangan digunakan untuk menggilas batu-batuan yang keras dan tajam karena akan merusak roda-roda penggilasnya.

PNEUMATIC TIRED ROLLER
Pneumatic Tired Roller Roda-roda penggilas jenis ini terdiri atas roda-roda ban karet yang dipompa (pneumatic). Susunan dari roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas oleh roda bagian depan akan digilas oleh roda bagian belakang. Roda-roda ini menghasilkan "kneading action" (tekanan) terhadap tanah sehingga membantu konsolidasi tanah. Tekanan yang diberikan oleh roda terhadap permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban. Makin besar tekanan ban, makin besar pula tekanan yang terjadi pada tanah. Sumbu dari roda dapat "bergoyang" mengikuti perubahan permukaan tanah, hal ini dapat memperbesar "kneading action" tadi. 
Pneumatic tired roller sangat cocok digunakan pada pekerjaan penggilasan bahangranular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai "penggilas antara". Sebaiknya tidak digunakan untuk menggilas lapisan yang berbatu dan tajam karena akan mempercepat kerusakan pada roda-rodanya. Bobotnya dapat ditingkatkan dengan mengisi zat cair atau pasir pada dinding-dinding mesin. Jumlah roda biasanya 9 sampai 19 buah, dengan konfigurasi 9 buah (4 roda depan dan 5 roda belakang), 11 buah (5 roda depan dan 6 roda belakang), 13 buah (6 roda depan dan 7 roda belakang), 15 buah (7 roda depan dan 8 roda belakang)

ASPHALT FINISHER
Asphalt finisher adalah alat untuk menghamparkan campuran aspal yang dihasilkan dari alat produksi aspal. Terdapat dua jenis asphalt finisher yaitu jenis crawler yang menggunakan roda kelabang dan jenis roda karet. Kelebihan dari asphalt finisher roda kelabang adalah dalam hal daya ambang (flotation), traksi, dan penghamparannya lebih halus serta lebih datar dibandingkan asphalt finisher yang menggunakan roda karet dengan ukuran yang sama. Kelebihan dari asphalt finisher roda karet adalah dalam hal manuver yang lebih cepat.

TOWER CRANE
Pada prinsipnya, tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap, yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting)menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan. Selain itu dapat juga berupa crawler crane, sebab crane ini dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, karena pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis membutuhkan mobilitas alat yang relatif tinggi


           2.      Jelaskan perbedaan dan persamaan fungsi alat Bulldozer dan Motor Grader !
                ·         Bulldozer
    Bulldozer berfungsi sebagai alat pembersih lapangan, biasanya dengan cara menggusur material agar lapangan siap digunakan untuk proyek. Bulldozer memiliki blade di bagian depan. Blade inilah yang dapat memotong dan menggusur material-material (tanah, dll) yang dianggap mengganggu dalam pelaksanaan proyek.
·         Motor Grader
Motor Grader adalah salah satu jenis traktor dengan fungsi sebagai perata bentuk permukaan tanah, biasanya digunakan dalam proyek jalan untuk membuat kemiringan tertentu suatu ruas jalan. Dengan blade yang dapat diatur tingkat kemiringannya.

           3.   Jelaskan cara kerja Bulldozer !
     Bulldozer adalah alat berat bertipe traktor menggunakan Track/rantai serta dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer merupakan traktor yang mempunyai traksi besar. Alat berat ini digunakan untuk pekerjaan menggali, mendorong, menggusur dan menarik material (tanah, pasir, dsb). Bulldozer dapat dioperasikan pada medan yang berlumpur, berbatu, berbukit dan di daerah yang berhutan.
     Pada saat pembukaan lahan pertambangan yang baru, maka unit bulldozer inilah yang pertama kali diterjunkan untuk proses land clearing. Istilah bulldozer sering kali digunakan untuk menggambarkan semua tipe alat berat (Eksavator, Loader, dsb) meskipun istilah ini tepatnya hanya menunjuk ke traktor berantai yang dilengkapi dengan blade.
     Selain blade sebagai perlengkapan standar Bulldozer, pada sisi belakang Bulldozer bisa dipasang perlengkapan tambahan berupa :
1.   Ripper untuk membongkar material yang tidak dapat digali menggunakan blade, biasanya untuk pekerjaan pembuatan jalan atau pertambangan.
2.  Winch untuk menarik material, sering digunakan pada pekerjaan pengeluaran kayu di hutan.
   Umumnya bulldozer banyak digunakan di pekerjaan pertambangan, terutama untuk pertambangan batubara. Bulldozer ini digunakan untuk meratakan tanah, menggali dan menumbangkan pohon saat proses land clearing.


           4.   Jelaskan cara kerja Ecavator !  
Ekskavator atau excavator (Mesin pengeruk) adalah salah satu alat berat yang terdiri dari mesin di atas roda khusus yang dilengkapi dengan lengan (arm), alat pengeruk (bucket), keranjang dan rumah rumah dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian (akskavasi). Biasanya digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian tanah yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia. Pengertian ini didasarkan dari asal-usul excavator yang diciptakan sebagai alat penggali tanah untuk membangun rel kereta api, serta dari kata “excavation” yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti “pengggalian” atau mesin penggali.
            
           Berikut dibawah ini penggunaan ekskavator :
1.         Menggali parit , lubang, pondasi bangunan
2.         Penanganan Material
3.         Memotong semang dengan alat   khusus
4.         Pekerjaan kehutanan
5.         Penghancuran
6.         Perataan tanah
7.         Angkut berat
8.         Pertambangan, terutama Pertambangan pit terbuka
9.         Pengerukan sungai
10.     Menancapkan Batang pondasi
11.     Tipe ekskavator
12.     Ekskavator kompak
13.     Eekskavator dragline
14.     Long reach excavator
15.     Steam shovel
16.     Power shovel
17.     Suction excavator


           5.   Jelaskan perbedaan fungsi alat Dump Truck dengan Trailer !
DUMP TRUCK
Dump Truck adalah sebuah alat pengangkut material dari jarak sedang hingga jauh, dimana material yang dibawa oleh dump truck dapat diisikan oleh excapator, wheel loader, maupun shovel. Dewasa ini sudah terdapat berbagai macam tipe dump truck komatsu. Damp truck komatsu secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu dump truck mekanikal dan dump truck elektrikal. Dump truck sangat cocok dioperasikan di area tambang. Dengan kapasitas angkut yang cukup besar, alat ini sangat produktif.
  

TRILER
Truk trailer adalah kendaraan terartikulasi yang terdiri dari mesin penarik yang tersambung pada trailer. Di Amerika serikat mesin penarik ini disebut juga traktor dan truk di tempat lain. Kendaraan trailer ini tidak memiliki roda depan sehingga bagian depannya ditopang oleh bagian ekor dari truk penarik. sehingga sebagian fraksi berat dari trailer dibawa oleh mesin penggerak. Dan biasanya, trailer tersebut akan mengangkut alat – alat berat yang akan dibawa ke lokasi proyek konstruksi.

Jumat, 20 Oktober 2017

SOAL PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

1. Sebutkan tujuan dari penggunaan alat berat pada pekerjaan konstruksi ?
    Beberapa alasan  dan tujuan penggunaan alat berat dalam proyek konstruksi, antara lain, yaitu:
  •  Kapasitas pekerjaan konstruksi, dimana semakin lama kapasitas pekerjaan konstruksi akan semakin bertambah sehingga memerlukan prasaran dan peralatan besar, kuat dan kualitas yang tinggi.
  • Kemajuan industri mesin-mesin konstruksi, dimana dengan berkembangnya teknologi dalam industri mesin-mesin konstruksi banyak peralatan konstruksi yang dapat dipakai dalam menunjang dan memperlancar proyek-proyek konstruksi sehingga pekerjaan menjadi lebih produktif.
  • Kebutuhan terhadap mutu pekerjaan, dimana tuntutan terhadap mutu pekerjaan semakin tinggi sedangkan volume pekerjaan semakin besar sehingga diperlukan peralatan untuk mengerjakannya.
  • Kemajuan sosial dan budaya, dimana setiap orang memiliki kecenderungan bekerja dengan sedikit menggunakan tenaga fisik terutama pada pekerjaan kasar. Penggunaa peralatan dapat menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan kasar.
  • Nilai ekonomi,dimana pekerjaan konstruksi dengan volume sangat besar, memerlukan peralatan untuk kepentingan ekonomi yaitu dapat menurunkan unit cost (harga satuan pekerjaan) dari suatu pekerjaan.

2. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam persiapan penggunaan alat berat pada pekerjaan konstruksi!
     Sebelum suatu proyek akan dimulai, penyedia jasa atau kontraktor akan memilih dan menentukan alat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan atau evaluasi pengadaan peralatan dilakukan pada tahap perencanaan. Tidak semua alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangat diperlukan agar proyek berjalan dengan lancar.
     Dalam menetukan kebutuhan peralatan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
  • Sasaran pekerjaan yang harus dihasilkan berikut volume, jangka waktu pelaksanaan, dan spesifikasi teknis.
      Sasaran pekerjaan yang harus dihasilkan harus dipahami terlebih dahulu sebagai dasar kita melangkah untuk merencanakan kebutuhan peralatan. Juga mengenai volume pekerjaan serta jangka waktu penyelesaian pekerjaan yang tersedia, di samping spesifikasi teknis dari produk akhir yang harus dicapai. Dengan demikian akan kita ketahui sejak awal garis besar pekerjaan apa yang harus dilaksanakan. Berdasarkan data ini kita sudah dapat mengerjakan hal-hal berikutnya
  • Jenis pekerjaan pada proyek
       Terdapat berbagai jenis pekerjaan dan suatu proyek konstruksi yang akan membedakan dalam penggunakan peralatannya. Misalnya pekerjaan penggalian, pasangan, dan lain-lain.
  • Kapasitas peralatan
        Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
  • Kondisi medan atau kondosi lapangan
      Lokasi medan atau lapangan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan peralatan. misalnya pada suatu pekerjaan dibutuhkan alat loader, untuk daerah berlumpur, maka dipilih loader yang memakai Crawler atau roda rantai (Track Loader) agar terhindar dari resiko slip, Untuk daerah yang relatif keras dapat digunakan loader yang memakai roda (wheel loader).
  • Nilai ekonomis penggunaan alat (beli atau sewa)
       Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting didalam pemilihan alat berat.
      Persiapan kerja perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam memperkirakan kondisi di lapangan.
     Hal ini disebabkan karena lokasi pekerjaan dan karakteristik perkerjaan berbeda untuk setiap pekerjaan, seperti masalah geografis, sifat fisik tanah, sosial, infrastruktur, lokasi pekerjaan dan sebagainya. 


3. Sebutkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pekerjaan pemindahan tanah!
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
  • Perhitungan volume pekerjaan
Perhitungan volume pekerjaan dalam pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis perlu diperhatikan terhadap ketelitiannya terutama terhadap kondisi tanah tersebut, seperti :
a. Volume tanah
   Dikenal ada 3 macam jenis volume tanah yang berkaitan dengan pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis atau menggunakan alat berat :
1.Volume dalam keadaan tanah asli dialam (bank measure volume)
2.Volume dalam keadaan tanah lepas (loose measure volume) tanah yang  telah digali dari kondisi alamnya dan siap diangkut.
3.Volume tanah yang telah dipadatkan (compaction measure volume), yakni volume tanah yang telah mengalami perlakuan pemadatan secara mekanis.
    Ketiga macam volume ini memiliki koefisien-koefisien tersendiri sesuai denganjenis dari tanah tersebut, seperti pasir, tanah liat dan sebagainya sehingga didalam menghitung volume tanah perlu dipahami apakah tanah tersebut temasuk dalam kategori tanah dalam keadaan asli, lepas atau telah dipadatkan.

b. Jenis Tanah
    Pada kenyataannya tanah memiliki banyak jenis, dimana setiap jenis tanah memiliki nilai kembang dan susut (swelling dan shkrinkage) serta memiliki karakteristik yang berlainan seperti tanah kohesif dan non kohesif. Setip jenis tanah ini mempunyai cara tersendiri atau peralatan tersendiri untuk mengerjakannya.
  Kelalaian dalam menentukan kategori dan jenis tanah akan membawa konsekwensi terhadap perhitungan dan menentukan peralatan yang akan dipergunakan, untuk memahami lebih dalam kasus ini akan dibahas secara tersendiri.

  • Spesifikasi Pekerjaan
Yang perlu diperhatikan terhadap spesifikasi pekerjaan adalah :
a. Jenis pekerjaan : Galian, Timbunan, Land Clearing, Stipping atau Pemadatan, jenis  pekerjaan ini baru jelas.
b. Hasil pekerjaan, terutama yang menyangkut hasil akhir dari pekerjaan, seperti  kemiringan, tingkat kepadatan, tinggi timbunan, kadalaman galian, jarak angkut atau jarak pemindahan tanah dan sebagainya,

Pemilihan Jenis Peralatan atau Alat Yang dipergunakan, meliputi :
1. Jenis dan type alat
      2. Kapasitas alat
      3. Kemampuan alat
      4. Suku cadang alat
     Pemilihan alat-alat yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan karkteristik lain keadaan tanah.

  •      Perencanaan Sumber Daya Manusia/SDM (Man Power)
        Dalam melakukan pekerjaan tanah dengan alat berat diperlukan perencanaan sumber daya yang benar-benar baik dan mencapai sasaran. Apalagi bila mengingat lokasi pekerjaan berada didaerah pedalaman atau jauh dari kota besar dimana untuk mencari tenaga kerja terampil dan berpengalaman akan sulit dilakukan. Selain itu perlu dipikirkan pula mekanisme pengawasan tenaga pendukung dalam upaya memperlancar jalannya kegiatan pekerjaan.

  •      Mobilisasi Peralatan
          Pelaksanaan mobilisasi peralatan perlu mendapat perhatian khusus, terutama bila aplikasi pekerjaan berada ditempat yang jauh (di daerah pedalaman) seperti misalnya di Sumatera, Kalimantan atau di Indonesia Bagian Timur. Pada lokasi tersebut banyak fasilitas jalan dan jembatan yang kurang memadai, peralatan penunjang seperti trailer pengangkut, ferry penyeberangan antar pulau yang belum tersedia sehingga perlu direncanakan dan disiapkan dari awal.
     
  •      Perencanaan Metode Kerja
          Metode  kerja merupakan persyaratan utama yang perlu direncanakan secara matang hal ini berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas pekerjaan. Perencanaan metode kerja ini meliputi :
      a. Organisasi pelaksanaan
      b. Prosedur operasi kerja
      c. Prosedur perawatan peralatan  
      d. Prosedur keselamatan kerja
      e. Prosedur pelaporan administrasi dan keuangan.

      Metode kerja ini harus disosialisasikan kepada semua pihak yang terlibat, agar semua aparat atau petugas mengetahui wewenang, hak dan tanggung jawab masing-masing.

  •      Saran Pendukung di Lapangan
       a. logistic peralatan (spare part, bahan bakar maupun konsumsi pekerja.
       b. System perawatan alat-alat berat.
       c. System komunikasi dan informasi kerja.
      Keenam butir diatas hendaknya direncanakan dan dipikirkan secara matang dan terperinci. Kesalahan dalam menentukan salah satu perencanaan berarti akan terjadi pemborosan. Sebagai contoh operator alat-alat berat yang digunakan , bila ternyata operator mempunyai kemampuan yang rendah, (ketrampilan kurang, disiplin rendah dan malas) mungkin pelaksanaan pekerjaan akan berjalan lambat. Hal ini akan berakibat sasaran proyek akan mustahil dapat tercapai dengan baik.
    
  •      Kepemilikan Alat
   Dalan manajemen alat-alat berat perlu dipikirkan bagaimana kepemilikan alat tersebut diperoleh. Karena kepemilikan alat merupakan investasi bagi suatu perusahaan baik dengan cara menyewa atau membeli, penjelasan tentang kepemilikan alat akan dibahas dalam bab tersendiri.
      
  •      Kemampuan Kerja Alat
   Kemampuan kerja alat adalah kemampuan dalam melakukan kegiatan, mengeruk, menggusur, mengangkut, atau memindahkan tanah dari suatu tempat ke tempat lain yang diukur dengan satu satuan waktu (M3/jam). Dalam menetukan kemampuan kerja alat perlu dibedakan penegertian antara :
      a. Kapasitas Alat Kerja
     Kapasitas kerja alat adalah kemampuan alat dalam melakukan pekerjaan seperti mengeruk, menggusur, mengangkut dan memindahkan tanah dalam satu kali operasi atau satu siklus, diukur dalam (M3/siklus). 
      b. Produksi Kerja Alat
        Produksi kerja alat adalah kemampuan kerja alat dalam melakukan pekerjaan seperti mengeruk, menggusur, memindahkan atau mengangkut tanah dari satu tempat ketempat lain, diukur dalam 1 satu jam kerja (M3/jam).

  •      Perhitungan Biaya Operasi Alat
        Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses analisa biaya pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis perlu diperhatikan mengenai permasalahan-permasalahan yang ada. Hal ini akan mempermudah adanya penegrtian terhadap factor-faktor yang ikut menentukan dalam analisa biaya tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan terlebih dahulu perhitungan terhadap tingkat produksi alat dan biaya pengoperasian alat tersebut yang tergantung dari :
      a. Kemampuan Berproduksi
      Kemampuan produksi alat berat tergantung dari kondisi lapangan dimana alat tersebut bekerja, kondisi lapangan yang berat akan menghambat manuver alat tersebut sehingga akan menurunkan tingkat produksinya.
          Selain hambatan-hambatan seperti yang telah dijelaskan diatas, terdapat hambatan lainnya seperti :
                   Pengaruh ketinggian
          •         Pengaruh temperature
          •         Pengaruh tekanan udara
          •         Leadaan tanah yang akan dikerjakan
          •         Percepatan alat.

     Selain hambatan dan kodisi lapangan, kondisi alat beratpun mungkin akan menjadi hambatan, misalnya alat tersebut baru atau bekas dan juga mengenai metode pelaksanaan kerja yang dilakukan.

      b. Biaya pengopersian alat 
          Biaya pengopersian alat berat tergantung dari biaya kepemilikan alat dan ini dipengaruhi oleh:
  •        Faktor harga alat, umur alat (life time), bunga, modal, assuransi dan nilai sisa pakai atau             depresiasi.
  •        Biaya operasi yang dipengaruhi oleh penggunaan bahan baker, pelumas,  perbaikan, suku           cadang dan biaya operator.
  •        Biaya mobilisasi alat.
         Perhitungan produksi alat berat sangat mempengaruhi Rencana Anggaran Biaya, sehingga dituntut pemahaman dalam perhitungan yang benar-benar teliti. Sehingga kesimpulan yang dapat ditarik ialah bahwa peralatan akan berdaya guna atau berhasil guna tinggi, bila peralatan tersebut menghasilkan produksi yang tinggi dengan biaya serendah mungkin.
       Untuk mencapai sasaran tersebut maka diperlukan tahapan kerja yang disusun secara cermat dan saling berkaitan, hal ini untuk menghindari terjadinya persoalan atau masalah yang menjurus pada pemanfaatan dana yang tidak bermanfaat atau tidak mencapai sasaran.

      4. Berapa % pengembangan dan % penyusutan  dari volume tanah yang memiliki berat isi tanah 1500 kg/m3 BM, 1000 kg/m3 LM dan 2000 kg/m3 CM.

       Ø  Swell (Pengembangan)
            Sw = [(B - L) / L ] x 100%
            Sw = [(1500 - 1000) / 1000] x 100%
            Sw = 0,5 x 100 %
            Sw = 50 %

       Ø  Shringkage (Penyusutan)
           Sh = [(C - B) / C] x 100%
           Sh = [(2000 - 1500) / 2000] x 100%
           Sh = 2,5 x 100%
           Sh = 25%

      5. Pada suatu daerah yang akan dibangun jalan, dilakukan penggalian sedalam 2,5 m. luas daerah yang akan di gali 2 Ha. Berapa volume tanah solid dan tanah gembur jika faktor gembur adalah 1,25!
       
         Ø  Volume tanah solid                = luas x kedalaman
                                         = 20000 x 2,5
                                         = 50.00 m3

Ø  Volume tanah gembur      = volume tanah asli x faktor gembur
                                              = 50000 x 1,25
                                              = 62.500 m3




\