A. Individu,
Keluarga, Masyarakat
1.
Individu
Individu merupakan unit terkecil pembentuk
masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari
kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih
kecil.
Kata individu sendiri berasal dari kata latin ‘individuum’ yang artinya tak terbagi
atau satu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial, paham
individu menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang
peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu bukan berarti manusia sebagai
suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang
terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Terdapat tiga aspek dalam individu, yaitu :
a.
Organik jasmaniah
b.
Psikis rohaniah, dan
c.
Sosial
Aspek-aspek diatas saling memiliki hubungan , apabila
salah satu dari aspek tersebut rusak, maka akan merusak aspek yang lainnya.
Proses meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang samapai pada dirinya sendiri, disebut dengan
proses individualisasi atau aktualisasi diri.
Pada
dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan individu yang
lainnya, seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, pola pikir,
perasaan, dan sebagainya. Namun, selaku individu pasti memiliki naluri, adapun
3 naluri itu sendir, yaitu :
a.
Naluri untuk hidup atau mempertahankan
kelangsungan hidup mereka
Naluri ini menimbulkan berbagai kebutuhan. Salah
satunya kebutuhan fisiologis, yang
terdiri dari makan, minum, dan perlindungan. Kebutuhan manusia sangatlah
beragam, oleh karena itu, akan lebih mudah jika suatu individu hidup
berkelompok dengan individu lainnya.
b.
Naluri untuk mempertahankan kelanjutan hidup
keturunan
Naluri ini menuntut adanya kebutuhan akan rasa aman.
Baik dari gangguan cuaca, bencana alam, binatang liar, dan tindakan kejahatan
manusia. Oleh karena itu, dibuatlah pakaian serta rumah sesuai dengan wilayah
tempat tinggal manusia itu sendiri.
c.
Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan
Setiap individu pasti memiliki rasa ingin tahu tentang
keadaan atau sesuatu disekitarnya. Misalnya rasa ingin tahu karena adanya
perbedaan alam (pegunungan, perbukitan, lembah), tumbuhan dan hewan, perbedaan
fisik manusia, dan sebagainya. Karena rasa ingin tahu itu sendiri, manusia
menerapkan ilmu dalam bentuk cara dan alat untuk memenuhi kebutuhan manusia,
yang disebut teknologi.
2.
Keluarga
Keluarga
adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai
satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan
darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya.
Kata keluarga diambil dari bahasa Sanskerta
“kulawarga”, “ras” dan “warga” yang berarti “anggota” yaitu lingkungan yang
terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai
kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh secara langsung
terhadap perkembangan individu sebelum maupun sesudah terjun langsung secara
individual di masyarakat.
Adapun keluarga memiliki fungsi, yaitu :
a.
Untuk meneruskan keturunan
b.
Merawat dan melindungi anggota keluarga lainnya
c.
Perlindungan secara psikologis
d.
Pembentukan norma-norma
e.
Penanaman keterampilan , dsb.
3.
Masyarakat
Masyarakat yaitu kumpulan orang yang terbentuk seiring dengan lamanya
mereka tinggal dalam lingkungan atau wilayah yang sama. Mereka memiliki sistem
sosial atau struktur sosial tersendiri dan saling memiliki kepercayaan.
Masyarakat
menganut sistem adaptif (mudah menyesuaikan diri dengan keadaan), oleh karena
itu masyarakat memerlukan wadah untuk memenuhi berbagai kepentingan untuk dapat
bertahan. Selain itu, suatu masyarakat pasti pernah memiliki atau mengalami
masalah sosial. Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat,
yaitu sebagai berikut :
a. Masalah
sosial karena faktor ekonomis, misalnya kemiskinan dan pengangguran.
b.
Masalah sosial karena faktor biologis, misalnya
penyakit menular.
c.
Masalah sosial karena faktor psikologis,
misalnya goncangan jiwa.
d.
Masalah sosial karena faktor kebudayaan,
misalnya kenakalan remaja, dan rasis.
4.
Hubungan
individu, keluarga, masyarakat
Individu, Keluarga dan Masyarakat
mempunyai hubungan yang erat, karena masyarakat dibentuk melalui
individu-individu yang sadar akan perannya masing-masing. Keluarga pun
terbentuk dari satu individu dan individu lainnya dan menghasilkan satu
individu yang lain. Manusia juga sebagai makhluk sosial juga akan membentuk
suatu kelompok yang terdiri dari individu yang karakternya berbeda-beda, yang
disebut masyarakat.
Kehidupan sosial manusia pasti
mempunyai aktifitas sosial dalam kehidupannya. Aktifitas sosial itu seperti
antar Individu, sampai antar kelompok. Dalam suatu populasi manusia pasti akan
membentuk sebuah kelompok, dan sebuah kelompok adalah sekumpulan suatu
individu.
Individu mempunyai makna yaitu manusia
merupakan makhluk yang mempunyai satu kesatuan jiwa dan raga yang kegiatannya
sebagian keseluruhan, sebagai kesatuan. Untuk menjadi individu yang mandiri,
manusia mengalami proses. Proses tersebut adalah proses pemantapan dalam
pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama.
Sedangkan, makna keluarga dalam kehidupan
yaitu untuk mengajari suatu individu tentang dunia dari suatu kelompok terdekat
karena keluarga adalah sekumpulan individu yang paling dekat dengan individu
tersebut. Keluarga merupakan satu kesatuan sosial yang mempunyai sifat-sifat
tertentu yang sama dalam kesatuan masyarakat. Masyarakat yaitu sekumpulan
kelompok dari beberapa individu yang bersosialisasi. Individu-individu yang
bekerja sama akan menghasilkan kelompok masyarakat yang sejahtera.
Dalam Ilmu Sosial Dasar yang mengkaji tentang masalah-masalah
sosial, Individu, Keluarga dan Masyarakat juga mempunyai masing-masing masalah
sosial yang perlu dibahas. Dalam setiap Individu, manusia mempunyai sifatnya
masing-masing. Sifat-sifat atau kepribadian itulah yang biasanya bisa berdampak
positif dan negatif pada suatu keluarga dan masyarakat.
Suatu Individu yang mempunyai sifat positif maka bisa
mendapatkan kemajuan dalam bersosialisasi di lingkungannya, sedangkan suatu
individu yang mempunyai sifat negatif bisa berdampak buruk untuk keluarga
maupun masyarakat. Oleh karena itu, baik tidaknya suatu lingkungan tergantung
dengan sikap masing-masing individu yang tinggal di suatu wilayah tertentu.
B. Penduduk,
Masyarakat, dan Kebudayaan
Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan adalah suatu hal yang memiliki
keterkaitan atau hubungan satu sama lain. Penduduk yang bertempat tinggal di
dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu tertentu, dan memiliki kemungkinan
terbentuknya suatu masyarakat. Hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan ini
merupakan hubungan dwi tunggal, dimana kebudayaan adalah hasil dari masyarakat.
Kebudayaan bisa terlahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu masyarakat,
sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan.
Jadi, hubungan antara masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang saling
menentukan.
Adapun pengertian masing-masing
dari penduduk, masyarakat dan kebudayaan yaitu :
1. Penduduk yaitu orang-orang yang bertempat
tinggal atau menetap dalam suatu wilayah atau Negara dalam waktu tertentu, sehingga
peningkatan atau pengurangan penduduk dapat terjadi. Biasa pada wilayah
perkotaan peningkatan penduduk sering terjadi. Meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan dapat
berarti bahwa penduduk berbondong-bondong pindah dari perdesaan ke perkotaan,
atau dengan kata lain penduduk melakukan urbanisasi.
Pertambahan penduduk terjadi seecara alamiah,
yaitu jumlah orang yang lahir dikurangi jumlah yang meninggal, migrasi penduduk khususnya dari wilayah
perdesaan (rural) ke wilayah perkotaan (urban). Serta reklasifikasi, yaitu
perubahan status suatu desa (lokalitas), dari lokalitas rural menjadi lokalitas
urban, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Sensus oleh Badan Pusat
Statistik. Pertambahan penduduk alamiah berkontribusi sekitar sepertiga bagian
sedangkan migrasi dan reklasifikasi memberikan andil dua pertiga kepada
kenaikan jumlah penduduk perkotaan di Indonesia, dalamkurun 1990-1995.
2. Masyarakat yaitu kumpulan orang yang terbentuk
seiring dengan lamanya mereka tinggal dalam lingkungan atau wilayah yang sama.
Mereka memiliki sistem sosial atau struktur sosial tersendiri dan saling
memiliki kepercayaan.
3.
Kebudayaan yaitu
keseluruhan hasil cipta, karsa, dan karya manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami
perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri.
Peerkembangan itu sendiri dimaksudkan untuk kepentingan manusia, karena
kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia. Karya manusia menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan
nilai untuk mengatur kehidupan dan cipta merupakan kemampuan berpikir dan
kemampuan mental yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.
Keterkaitan antara Penduduk, Masyarakat,
dan Kebudayaan.
Jika
dilihat dari pengertian penduduk, masyarakat, dan kebudayaan tentunya itu semua
memiliki hubungan yang erat antara satu sama lainnya. Penduduk adalah
sekumpulan manusia yang menempatisuatu wilayah atau negara. Sedangkan
masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu
wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan-peraturan yang berlaku di dalam
wilayah tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan
kebudayaan, baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan
baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu penduduk,
masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
Kebudayaan sangat erat kaitannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Dalam
kehidupan sehari-hari kita melihat segala upaya yang dilakukan manusia untuk
menemukan dan menciptakan suatu inovasi yang merupakan proses dan hasil dari
budaya.
Suatu kebudayaan merupakan milik bersama dari anggota
masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada
anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya. Namun
kebudayaan yang ada sebelumnya dapat tidak sama karena disebabkan oleh
pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan yang mereka
hadapi tidaklah sama. Contohnya pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah
dari suatu tempat ke tempat lainnya, atau disebut masyarakat nomaden. Mereka
berpindah ke tempat lain jika bahan makanan yang ada di derah mereka telah
habis. Namun, seiring dengan waktu mereka mulai belajar untuk melestarikan
daerah di mana mereka tinggal. Mereka mulai bercocok tanam dan berternak untuk
melangsungkan kehidupan mereka. Adapun proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi.
Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu ke budayaan lainnya.
Refrensi :
Buku BSE Sosiologi
kelas X; Bagja Waluya; 2009
Buku Ilmu Sosial Budaya Dasar; Sarinah,S.Ag, M,Pd.I
Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; Supardi
Mahgi, Sunarmi, Sri Astuti Hadiatun