Selasa, 06 November 2018
Jumat, 13 April 2018
TEORI ANTRIAN
Antrian
adalah individu-individu yang menunggu untuk mendapat layanan, baik dalam
bentuk barang atau jasa. Menurut Sinalungga (2008:238), teori antrian merupakan
studi probabilistik kejadian garis tunggu (waiting
lines), yaitu suatu garis tunggu dari customer
yang memerlukan layanan dari sitem yang ada.
Antrian
timbul disebabkan oleh kebutuhan individu pada suatu layanan melebihi kemampuan
atau kapasitas pelayanan. Dalam antrian terdapat tiga komponen antara lain
populasi dan cara kedatangan pelanggan ke dalam sistem, sistem pelayanan, dan
kondisi pelanggan saat keluar sistem.
Pada
sistem pelayanan terdapat struktur antrian, dimana dalam mengelompokkan
model-model antrian yang berbeda-beda akan digunakan suatu notasi yang disebut
Kendall’s Notation. Notasi tersebut sering digunakan karena alat yang efisien
untuk mengidentifikasi tidak hanya model-model antrian, tetapi juga
asumsi-asumsi yang harus dipenuhi.
Ada
empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem
antrian adalah sebagai berikut:
1.
Single Channel – Single Phase
Sistem ini merupakan yang paling
sederhana. Single channel berarti hanya ada satu jalur
atau antrian untuk memasuki sistem pelayanan yang ada. Single phase menunjukkan
hanya ada satu pelayanan, dimana setelah mendapakan pelayanan individu-individu
akan keluar dari sistem. Contoh dari sistem ini yaitu, antrian pada layanan pemesan
makanan yang memiliki satu kasir.
Antrian di Steak Moen-Moen, Depok Town Square, Depok, Jawa Barat Sumber: Dokumen Pribadi |
2. Multi Channel – Single Phase
Pada sistem ini terdapat dua atau
lebih jalur antrian tunggal untuk memasuki sistem pelayanan dan hanya terdapat
satu pelayanan. Contoh dari sistem multi
channel – single phase yaitu
antrian pembayaran di supermarket dan antrian pelayanan ice cream dengan dua kasir.
Naga Swalayan, Ciracas, Jakarta Timur Sumber: Dokumen Pribadi |
McDonald's Mall Graha Cijantung, Jakarta Timur Sumber: Dokumen Pribadi |
Pada
antrian pembayaran di supermarket, terdapat lebih dari satu jalur antrian untuk
melakukan pembayaran. Selain itu, pada antrian pemesanan ice cream ada dua jalur untuk melakukan pembelian. Jalur yang ada
pada contoh diatas merupakan multi phase
dan kegiatan yang dilakukan termasuk dalam single
phase.
3. Single Channel – Multi Phase
Multi phase menunjukkan terdapat
dua atau lebih pelayanan yang desediakan, dimana dilakukan secara berurutan. Single
channel menunjukan setiap dua atau lebih phase
yang dilakukan terdapat satu jalur antrian untuk mendapatkan pelayanan. Contoh
dari sistem ini yaitu pada salon.
Johnny Andrean, Margo City, Depok, Jawa Barat Sumber: Dokumen Pribadi |
Johnny Andrean, Margo City, Depok, Jawa Barat Sumber: Dokumen Pribadi |
Alasan salon merupakan single
channel – multi phase yaitu, salon menyediakan pelayanan yang dilakukan secara
berurutan (phase) dapat berupa pemotongan rambut, creambath, pewarnaan rambut,
dan sebagainya. Pada salon terdapat satu jalur antrian untuk mendapatkan
pelayanan.
4. Multi Channel –
Multi Phase
Pada sistem ini
mempunyai fasilitas pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat
dilayani pada suatu waktu. Contoh dari sistem ini adalah antrian pada pembuatan
sim.
Ilustrasi wilayah Satpas SIM Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat Sumber: Dokumen Pribadi |
Pembuatan sim
termasuk dalam sistem ini karena untuk mendapatkan sim dilakukan beberapa tahap
(multi phase) yaitu, mulai dari
pengecekan kesehatan(1), asuransi(2), pembayaran(3), pendaftaran(5), tes
tertulis(6), pengambilan hasil tes tertulis(7), tes mengemudi(8), pengambilan
foto(9), dan pengambilan sim(10). Selain itu, disebut multi channel karena pada setiap tahapan terdapat jalur antrian.
Referensi :
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/teori-antrian
Jumat, 23 Maret 2018
REKAYASA LALU LINTAS
SOLUSI KEMACETAN DI JALAN T.B. SIMATUPANG
(ARAH CIJANTUNG, PASAR REBO, JAKARTA TIMUR)
|
Denah Perempatan Jl. T.B. Simatupang (Sumber: Google Maps) |
Jalan
T.B. Simatupang merupakan jalan besar yang terletak di Cilandak, Jakarta
Selatan. Jalan tersebut diambil dari nama Letnan Jenderal TNI Tahi Bonar
Simatupang atau yang lebih dikenal dengan nama T.B. Simatupang, seorang tokoh
militer di Indonesia. Jalan T.B. Simatupang terdiri dari 2 jalur, 4 lajur, 2
arah terbagi (4/2 B). Jalan T.B. Simatupang salah satunya menghubungkan Jakarta
Selatan dengan Jakarta Timur (Cijantung, Pasar Rebo).
Seperti
permasalahan lalu lintas pada umumnya, di Jalan T.B. Simatupang juga selalu
terjadi kemacetan. Alasan kemacetan terjadi dikarenakan daerah tersebut
merupakan kawasan perkantoran dan sebagai jalan penghubung ke beberapa daerah
yang berbeda provinsi, sehingga banyak kendaraan umum dan kendaraan pribadi
yang memadati jalan tersebut khususnya pada jam masuk dan pulang kerja. Selain
itu, kurangnya lebar jalan dan meningkatnya volume kendaraan di jam-jam
tertentu menjadi salah satu faktor kemacetan terjadi.
Jl. T.B. Simatupang (Arah Cijantung, Pasar Rebo) Sumber: Dokumen Pribadi |
Kemacetan Sebelum Perempatan Jl. T.B. Simatupang Sumber: Dokumen Pribadi |
Jalan T.B. Simatupang,
Jalan Kesehatan, dan Jalan Masjid Gedong merupakan salah satu perempatan yang
selalu mengalami kemacetan. Kemacetan pada perempatan tersebut biasanya terjada
pada sekitar pukul 06.00 – 08.00 di jalur yang menuju Cilandak, Jakarta
Selatan. Lalu sekitar pukul 19.00 – 21.00 kemacetan terjadi di jalur sebaliknya, yaitu
menuju Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Selain volume kendaraan yang tinggi dan lebar jalan yang kurang, ada juga alasan yang menyebabkan kemacetan di perempatan tersebut, misalnya tidak berfungsinya
lampu lalu lintas di perempatan tersebut padahal lampu lalu lintas dimaksudkan
untuk mengatur pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian
sehingga tidak mengalami penumpukan kendaraan di perempatan tersebut. Lampu
lalu lintas juga memiliki fungsi untuk mengurangi kecelakan lalu lintas karena
kendaraan akan bergerak secara bergantian, sehingga tidak ada kendaraan yang
saling mendahului saat melintas di perempatan.
Rekayasa
lalu lintas merupakan solusi yang sudah digunakan di Indonesia untuk mengurangi
kemacetan. Dilihat dari permasalahan diatas, penggunaan lampu lalu lintas bisa
menjadi solusi untuk kemacetan di perempatan antara Jalan T.B. Simatupang, Jalan
Kesehatan, dan Jalan Masjid Gedong. Berikut merupakan gambar denah di sekitar perempatan
dan denah perempatan setelah dipasang lampu lalu lintas (bentuk lingkaran dan segi empat merah).
Sebelum di Pasang Lampu Lalu Lintas Sumber: Dokumen Pribadi |
Setelah di Pasang Lampu Lalu Lintas Sumber: Dokumen Pribadi |
Selain
penggunaan lampu lalu lintas, rekayasa lalu lintas yang dapat dilakukan yaitu
dengan rekayasa jalur. Rekayasa tersebut dilakukan dengan bersifat sementara
atau di jam-jam tertentu, dimana pada saat kenaikan volume kendaraan terjadi. Lalu,
jalur yang tidak mengalami kemacetan dipakai salah satu lajurnya untuk jalur
yang mengalami kemacetan. Misal pada perempatan antara Jalan T.B. Simatupang, Jalan Kesehatan,
dan Jalan Masjid Gedong, kemacetan terjadi antara pukul 19.00 – 21.00 di jalur
menuju Cijantung, Pasar Rebo dan pada jalur sebaliknya lenggang pada jam
tersebut sehingga salah satu lajur di arah sebaliknya (arah Cilandak, Jakarta Selatan)
dapat digunakan pengguna jalan untuk menuju Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Pengunaan salah satu lajur di jalur yang lenggang di daerah perempatan tersebut
dapat digunakan sepanjang sekitar 900 meter, yaitu dimulai dari pertigaan antara
Jalan T.B. Simatupang dan Jalan Raya Condet. Berikut gambar denah rekayasa
jalur:
Sebelum Rekayasa Jalur Sumber: Dokumen Pribadi |
Sesudah Rekayasa Jalur Sumber: Dokumen Pribadi |
Dari denah di atas dapat diketahui :
1.
Untuk ke arah Pasar Rebo dan Jalan Masjid
Gedong mengambil 2 lajur di sebelah kiri (tanda panah orange)
2. Untuk ke arah Cijantung, Kelapa Dua
mengambil 1 lajur di kanan dan belok di Jalan Kesehatan (tanda panah orange)
3. Untuk ke arah Cilandak, Jakarta Selatan
mengambil 1 lajur di kanan (tanda panah pink)
Apabila solusi diatas dapat diterapkan secara nyata, diharapkan
bisa mengurangi masalah kemacetan yang terjadi di perempatan antara Jalan T.B.
Simatupang, Jalan Kesehatan, dan Jalan Masjid Gedong. Kecelakaan lalu lintas akibat
pelanggaran juga diharapkan dapat berkurang bahkan tidak terjadi.
Langganan:
Postingan (Atom)